Arus kas
1. Pengertian Laporan Arus kas
Laporan arus kas adalah salah satu laporan keuangan yang dibutuhkan dalam semua laporan tahunan perusahaan publik. Laporan arus kas menunjukkan tentang informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasional, menjaga dan mengembangkan kapasitas operasional, memenuhi kewajiban keuangan dan membayar dividen
Pengertian laporan arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No.2 (2007) adalah sebagai berikut : “Informasi tentang arus kas suatu perusahaan yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut “ (hlm 2.1).
Sedangkan pengertian laporan arus kas menurut Stice , Stice dan Skousen (2004) adalah : “Laporan arus kas (statement of cash flow) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu“ ( hlm 319).
Jadi dalam menyajikan laporan arus kas harus dilaporkan arus kas selama periode tertentu. Dalam mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi , aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan pemakai laporan dapat mengetahui dan menilai dari mana kas dan setara kas perusahaan selama ini.
2. Konsep Penyusunan laporan arus kas
1) Laporan keuangan yang mendukung laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang harus dibuat perusahaan. Laporan ini merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya.
Menurut Kieso dan Weygandt (2002) informasi untuk menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber, yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a) Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari awal hingga akhir periode.
b) Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu pembaca menentukan jumlah kas yang diterima dan atau digunakan oleh operasi selama periode berjalan.
c) Data transaksi tertentu, dari buku besar umum memberikan informasi tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan digunakan selam periode berjalan. (hlm 376).
2) Penentuan arus kas dari aktivitas operasi
Salah satu informasi paling penting yang dilaporkan pada arus kas yang disediakan (atau digunakan) oleh aktivitas-aktivitas operasi pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban.
Menurut standar akuntansi keuangan No.2 (2007), perusahaan harus melaporkan arus kas operasi dengan salah satu metode berikut :
a) Metode langsung
Yaitu dengan mengungkapkan kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas bruto. Perusahaan dianjurkan untuk menggunakan metode langsung karena dengan metode-metode ini dapat menghasilkan instrument yang berguna dalam estimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.
b) Metode tidak langsung
Yaitu dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dengan cara mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pengeluaran untuk operasi masa lalu atau masa depan, unsur penghasilan atau beban yang berhubungan dengan akuntansi investasi dan pembiayaan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
1) Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan.
2) Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan, serta hak minoritas dalam laba atau rugi konsolidasi.
3) Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
3) Penentuan arus kas dari aktivitas investasi
Tahap berikutnya dalam penyusunan laporan arus kas adalah menentukan arus kas dari aktivitas investasi. Kegiatan investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan mencakup :
a) Pemberian serta penagihan pinjaman
b) Perolehan serta pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang
Arus masuk kas mencakup penjualan aktiva tetap, penjualan surat berhaga yang berupa investasi, penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan investasi) dan penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalan kegiatan produksi (tidak termasuk persediaan).
Arus keluar kas terutama digunakan untuk pembelian aktiva tetap, pembelian investasi jangka panjang, pemberian pinjaman pada pihak lain dan pembayaran untuk aktiva yang digunakan dalam kegiatan produktif.
4) Penentuan arus kas dari aktivitas pembiayaan
Kegiatan pembiayaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang saham serta mencakup :
a) Perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali pinjaman.
b) Perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat pengembalian atas pengembalian dari investasinya.
Arus masuk kas mencakup pengeluaran saham, pengeluaran wesel, penjualan obligasi, pengeluaran hipotik dan lain-lain. Arus kas keluar terutama digunakan untuk pembayaran dividen d an pembagian lainnya yang diberikan kapasa pemilik, pembelian saham pemilik kembali (treasury stock), pembayaran hutang pokok dana yang dipinjam (tidak termasuk bunga karena dianggap sebagai kegiatan operasi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar